PENDEKATAN DALAM STUDY ISLAM
- PENDEKATAN NORMATIF
Merupakan sebuah pendekatan yang
lebih menekan kepada aspek normatif dalam ajaran Islam sebagaimana terdapat
dalam al-Quran maupun As-Sunnah. Pendekatan ini berkaitan dengan dengan tafsir,
sunnah dan keilmuan naqli seperti fiqh, kalam dan tasawuf. Pendekatan ini tidak
dapat berdiri sendiri, namun harus dipandu dengan pendekatan lain khususnya
sosial humaniora dan kealaman.
- PENDEKATAN SEJARAH
Perspektif ini mencoba memahami
Islam dalam sejarah turunnya dan penyebarannya sebagai realitas sosial yang
berada dalam kontek sosial dan oleh karenanya ia berinteraksi dengan raelitas
masyarakat pada masa itu.
Berikut ini beberapa pengertian
dan makna sejarah, hasil formulasi pemikiran Muqowim tentang study Islam :
a.
Sejarah bukan mitos
b.
Sejarah buka filsafat
c.
Sejarah bukan ilmu alam
d.
Sejarah itu ilmu tentang
manusia
e.
Sejarah itu ilmu tentang
waktu
f.
Sejarah itu ilmu tentang
sesuatu yang mempunyai makna sosial
g.
Sejarah itu tentang sesuatu
yang tertentu
5 tahap dalam penelitian sejarah
:
a.
Pemilihan topik
b.
Pengmpulan sumber
c.
Verifikasi
d.
Interpretasi
e.
Penulisan
- PENDEKNATAN SOSIOLOGI dan ANTROPOLOGI
Fokus pendekatan sosiologi dalam
studi islam adalah memahami Islam sebagai fenomena yang bmenyejarah dalam
sosial dan budaya. Sementara pendekatan antropologinya di lihat dari dinamika
perspektif individu-individu di dalam memahami ajaran islam. Perlu di fahami
ragam dan corak keislaman sesungguhnya tidak terlepas dari dinamika pemahaman
umat islam yang berbeda-beda tentang ajaran islam berdasarkan setting sosial
dan budaya yang melatarbelakangi sekaligus di hadapi oleh umat islam itu sendiri
4.
PENDEKATAN
HERMENEUTIK
Merupakan suatu pemahaman terhadap
pemahaman yang dilakukan oleh seseorang dengan menelaah proses asumsi-asumsi
yang berlaku dalam pemahaman tersebut, termasuk diantaranya konteks-konteks
yang melingkupi dan mempengaruhi proses tersebut.
5.
PENDEKATAN
FENOMENOLOGI
Apa yang disaksikan manusia secara
fenomenologis, sesungguhnya menunjukan bahwa fenomena atau sesuatu itu ada dan
tidak harus dibarengi prasangka-prasangka atau intervensi-intervensi manusia
terhadap sesuatu itu sendiri. Sebab sesuatu itu tadi mengungkapkan hakikat
dirinya sendiri. Dengan demikian, maka fenomena tersebut ada karena dirinya dan
bukan ada karena prasangka-prasangka manusia terhadapnya.
6.
PENDEKATAN ILMU-ILMU
KEALAMAN
Fakta menunjukan bahwa sains dan agama
adalah dua hal yang semakin memainkan peranan penting dalm kehidupan manusia.
Perkembangan sains di dunia modern tidak berarti menurunnya pengaruh agama dalam
kehidupan manusia.
Pendekatan pertama, agama dilandaskan pada
asumsi-asumsi keyakinan, sedangkan sains tidak mau menerima begitu saja segala
sesuatu sebagai benar.
Pendekatan kedua, banyak ilmuan atau teolog
tidak menemukan adanya pertentangan antara agama dan sains. Menurut mereka,
masing-masing adalah valid meskipun hanya dalam batas ruang lingkup
penyelidikan mereka sendiri yang sudah jelas.
Pendekatan ketiga, lebih mencoba menggapai
kejelasan suatu tahap guna mengupayakan suatu gambaran yang jelas dan padu
perihal pertautan antara sains dan agama.
Terahir pendekatan keempat, menegaskan bahwa
alam semesta ini adalah suatu totalitas yang terbatas, koheren, rasional, dan
tertata. Memberikan gambaran umum tentang segala sesuatu yang secara konsisten
mendorong pencarian ilmiah dan membebaskan ilmu pengetahuan itu dari
keterkaitan-keterkaitan pada ideologi-ideologi yang membelenggu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar